PURWOREJO, Memasuki hari kedua bulan puasa, Sabtu (25/4) harga sayur mayur dan daging ayam potong mengalami penurunan dratis. Beberapa harga sayur mayur yang mengalami penurunan yakni bawang Bombay, bawang putih, cabai merah dan cabai rawit. Selain itu juga kentang dan telur ayam.
Pantauan Purworejonews di Pasar Baledono, Sabtu (25/4) penurunan drastis dialami pada harga bawang Bombay. Sebelumnya harga bawang super itu mencapai Rp 120.000 perkilogram. Tapi dalam seminggu terakhir ini harganya mencapai separuh dari sebelumnya yakni Rp 60.000 perkilogram.
Seperti dituturkan Lestari, pedagang sayur-mayur di Pasar Baledono, penurunan harga lainnya juga terjadi pada harga cabai yakni cabai merah dan cabai rawit. Cabe merah semula Rp16.000 menjadi Rp 14.000. Adapun cabai rawit semula Rp 22.000 kini hanya Rp 19.000. Namun harga cabai hijau stabil.
Selain itu penurunan harga juga terjadi pada kentang yakni semula Rp 13.000 menjadi Rp 11.500 perkilogram. Hal serupa juga terjadi pada harga telur ayam yang semula Rp 23.500 perkilogram menjadi Rp 22.000.
Harga bawang putih yang semula Rp 33.000 perkilogram kini hanya dibandrol dengan harga Rp 28.000. Namun harga bawang merah justru mengalami kenaikan dari semula Rp 40.000 menjadi Rp 46.000.
Harga beberapa sayuran seperti kacang panjang dan terong juga turun dalam beberapa pekan terakhir.
Penurunan harga yang cukup signifikan juga terjadi pada ayam potong.
Penurunan harga yang cukup signifikan juga terjadi pada ayam potong.
Seperti yang diungkapkan oleh Bu Is, pedagang daging di los Pasar Baledono. Ia yang sudah berjualan daging sejak tahun 1985 itu menuturkan, harga ayam potong turun cukup signifikan dari semula Rp 30.000 menjadi Rp 25.000.
Penurunan harga itu menurutnya, terjadi sejak awal wabah Covid-19 hingga kini. Hal itu disebabkan melimpahnya stok ayam potong namun daya beli yang menurun akibat wabah Covid-19.
Namun harga daging sapi tidak terpengaruh alias stabil hingga kini yakni berada di kisaran harga Rp 110.000 hingga Rp 130.000, bergantung pada kualitas dagingnya.
Bu Is menuturkan, wabah Covid-19 mengakibatkan ia tidak berani menyediakan stok daging dalam jumlah banyak seperti tahun sebelumnya menjelang puasa.
“Daya beli masyarakat turun, termasuk permintaan dari beberapa rumah makan yang juga turun dratis. Akibatnya saya juga mengurangi porsi daging,” ujarnya.
Biasanya, katanya, harga daging akan naik dalam lima hari menjelang hari Idul Fitri. “Tapi dengan kondisi seperti ini, saya belum tahu apakah sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi pemerintah melarang mudik, jadi apakah permintaan daging juga naik, saya belum tahu,” pungkasnya. (Dia).Sumber: purworejonews.com
Tidak ada komentar